Senin, 13 Oktober 2008

Indonesia Kekurangan Ahli Epidemilogi

Pdpersi, Jakarta - Indonesia masih kekurangan ahli epidemilogi yang ahli mengamati kejadian penyakit. Hal itu menyulitkan pemerintah dalam melakukan antisipasi atas berbagai kasus kejadian penyakit luar biasa yang akhir-akhir ini marak terjadi. Demikian diungkapkan Menteri Kesehatan Achmad Sujudi belum lama ini di Jakarta. Menkes mengatakan profesi ahli epidemiologi belum banyak dilirik masyarakat. Padahal keberadannya sangat diperlukan dalam pembangunan kesehatan dan publik. "Untuk itu, melalui upaya peningkatan kualitas kerja, para ahli epidemiologi perlu memperkenakan diri kepada masyarakat dan aparat pemerintah," katanya dalam Seminar dan musyawarah nasional Perhimpunan Ahli Epidemiologi Nasional (PAEI). Menurut Menkes, profesi ahli epidemiologi di Indonesia saat ini belum banyak dikenal sehingga secara infrastruktur dan spesialisasi keilmuannya belum tertata dengan baik. "Untuk itu diperlukan peningkatan kualitas dan kinerja profesi epidemiologi agar dapat berkembang semakin profesional," katanya. Sementara kemajuan yang pesat di bidang teknologi komunikasi dan informasi saat ini, disebutnya sangat mendukung kemajuan di bidang ilmu epidemiologi. Kemajuan ini juga berdampak pada pendekatan ilmu epidemiologi, tidak hanya digunakan untuk upaya pemberantasan penyakit menular, tapi juga untuk berbagai upaya kesehatan pada umumnya termasuk untuk menunjang manajemen kesehatan dalam kebijakan publik. Menkes menambahkan, populasi penduduk Indonesia yang banyak menyebabkan semakin mudahnya terjadi penyebaran penyakit di masyarakat. Kondisi tersebut membutuhkan penyediaan pelayanan kesehatan yang besar, sedang jumlah sarana pelayanan kesehatan yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah penduduk, sehingga berakibat belum semua penduduk memperoleh akses yang memadai ke sarana pelayanan kesehatan. Karena itu, pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan jumlah penduduk, agar pada masa datang tidak terjadi ledakan jumlah penduduk, yang menyebabkan beban pemerintah semakin berat, khususnya mencegah penyakit menular maupun penyakit tidak menular. Sementara itu, pakar Epidemiologi dr I Nyoman Kandung mengatakan, kegiataan epidemiologi tidak terlepas dari kegiatan demografi, karena jumlah populasi penduduk yang tidak terkendali menyebabkan penyebaran penyakit menular akan semakin cepat terjadi. Sebagai contoh disebutkan, kejadian luar biasa demam berdarah belum lama ini salah faktor penyebabnya adalah karena banyak penduduk yang bermukim di lingkungan yang padat. (iis)